Acara Puncak, Warga RW 04 Pisang Candi Gelar Pensi


Euforia kemeriaan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia masih terasa di beberapa penjuruh tahan air. Salah satunya seperti yang terjadi di RW 04, Pisang Candi, Malang. Warga setempat kerap kali merayakannya dengan mengadakan berbagai acara kerakyatan. Seperti tasyakuran, gerak jalan, upacara hari kemerdekaan, lomba-lomba, pawai karnaval, kampoeng tempo doloe, jalan-jalan sehat, dan hingga akhir acara puncak ditutup dengan pensi atau pentas seni.

Kalau beberapa hari yang lalu saya sempat mengikuti kemeriahan pawai karnavalnya. Seru sekali, dan beruntungnya waktunya juga tidak bentrok dengan pawai karnal yang diadakan oleh Pemkot Malang. Karena jadwal harinya sama, hanya berbeda jam pelaksanaan. Mungkin panitia di sini, yang diketuai bapak Puji Utomo, sudah mempertimbangkan hal tersebut, yah.

Tapi sayang, ketika acara Kampoeng Genitri Tempo Doloe, saya tidak sempat menyaksikan kemeriahannya. Soalnya pada waktu itu saya lagi berada di rumah, Madura. Perlombannya pun hanya beberapa yang sempat saya saksikan, seperti Getok Kendi berisi air, futsal anak-anak, lomba makan kerupuk. Yang mana terbagi dua kategori; bagi anak-anak, dan untuk ibu-ibunya. Uniknya main futsal sambil menyelempangkan kuda lumping. Jadi kebayang dong ribetnya main bola sambil mengenakan atribut begituan :D.

Lucu-lucu perlombaanya dan pasti juga bikin kewata-tawa, huaha. Sebenarnya banyak lagi jenis permainan yang diperlombakan, seperti; balap karung, memasukkan paku dalam botol, gigit koin dalam pepaya dan futsa tingkat remaja. Tapi lokasinya tidak dekat kosan, diadakan di depan balai RW 04 sana.

Dari serangkaian acara di atas, tibalah di malam acara puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI, yakni pensi bertajuk Gebyar Seni Warga Genitri RW 04, Pisang Candi”, yang digelar tadi malam (27 Agustus 2016). Acaranya sendiri dimulai sejak pukul 19.00 WIB atau setelah ba'diyah sholat Isya’. Lokasi acaranya tepat di depan kantor balai RW 04, Pisang Candi. Dengan ditandai berdirinya panggung insidentil khusus acara pensinya.


Padahal saya pribadi baru pukul 20.42 WIB, mulai merapat ke dekat panggung, hihi. Jadi tidak mengikuti acara dari awal. Karena masih ada yang dilakukan. Tapi berdasarkan informasi dari Limnas sini, bapak Sodiq, dan salah satu anggota TNI berseragam (yang tidak sempat saya ketahui namanya, maaf. Seragaman loh, Cho!, ampun, Ndan :D), dari pemaparan beliau-beliau, bahwa acara ini dihadiri oleh Ibu Camat Sukun, Lurah Pisang Candi, Danramil Sukun, salah satu anggota DPRD (beliau warga daerah sini), dan tentunya Pak Gatot Setiaji, selaku Ketua RW 04, beserta perangkat RT RW 04 lainnya.

Yang sempat saya ikuti pertama waktu penyerahan hadiah dari perlombaan sebelumnya. Dimulai dari penyerahan juara futsal, sebagai simbolis dan sekaligus mewakili pemenang lainnya. Sementara juara-juara lainnya; balap karung,  pukur air kendi, memasukkan paku dalam botol, dan gigit koin dalam pepaya, pengambilan hadiah langsung ke belakang panggung menemui mbak Diah. Lalu pra-acara ditutup dengan doa, sekitar pukul 21.03 WIB.

[penyerahan hadiah oleh bapak Gatot Setiaji, selaku Ketua RW 04]

Setelah itu penampilan Parade Busana Tradisonal dari beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Cuantik-cuantik, pun juga abang-abangnya, cakep-cakep. Berpasang-pasangan mengenakan busana daerah tertentu. Seperti diantaranya mewakili Sumatra Utara, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI, ada juga Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan lainnya.


Untuk pertama muncul sosok putri perempuan dengan didampingi dua laki-laki membawa bendera merah putih. Sang Putri membawa sejenis guci warna emas, di dalamnya berisi bunga dan di tengahnya terdapat lilin menyala. Jadi, setiap kali perwakilan busada daerah ke luar, ala peragaan busana, lalu sebelum merapat ke barisan, mereka menghadap putri itu sembari mengambil bunga dan menjeptnya di ujung jari mereka. Terus berulang, hingga pasangan terakhir.


[ada sekitar 12 baju tradisional yang ditampilkan]

Selain menampilkan peragaan busana, penonton juga mendapat informasi lebih mengenai tiap-tiap daerah yang diwakilkan. Mulai dari keunikan daerahnya, makan khas, tarian, dan yang berkaitan dengan budayanya. Jadi tak hanya hiburan semata, tapi juga diselipi informasi juga. Setelah puas menyaksikan parade busana, selanjutnya tibalah diacara puncak. Penampilan dari seluruh perwakilan RT 01 sampai RT 12, RW 04, Pisang Candi.

Malam semakin larut, hawa dingin khas Malang yang biasanya mampu meresap ke sekujur tubuh. Tapi malam itu nyaris tak terasa, saking padatnya pengunung yang hadir. Lumayan sesak dan dempet-dempetan. Kendatai seperti itu, para pengunjung tetap setia, dan justeru semakin malam makin ramai. Mereka masih antusian menyaksikan satu demi satu pertunjukannya. Apalagi saat perwakilan RTnya tampil, mereka pada bersorak menyambutnya.

[warga banyak yang hadir menyaksikan pertunjukannya]

Perwakilan setiap RTnya kebanyakan masih diwakili orang-orang yang sama, begitu juga busana yang mereka kenakan sebagian pernah ditampilkan waktu karnavalnya. Namun berbeda saat karnaval, yang mana hanya menampilkan gerakan terbatas, karena mereka sambil berjalan kaki. Tapi di atas panggung, mereka menampilkan tarian, dan pertunjukan teatrikal lainnya. Lebih atraktif lagi.


Nah, dari sekian penampilan, saya paling antusias pada perwakilian RT 09. Ada apa, Cho?, lah, saya ketemu lagi sama anak kecil yang ‘tatapannya gemesin’, hihi. Kalau kalian masih ingat foto dia waktu karnavalnya, di tulisanini. Ternyata malam itu dia kembali tampil, dan baru tahu juga ternyata dia warga RT 09. Tetanggang dong dik sama kakak :D *Om, Cho!, Kakak nah :P. Saya di RT 10nya :D.

[lihat gerakan adik kecilnya lucu, gemesin]

Malam itu dia dan kelompoknya membawakan penampilan berjudul Goyang Kreasi International”, duh, lucunyaaa. Apalagi dia sendiri yang umurnya paling muda, berada di tengah-tengah, bak ketuanya saja, hihi. Jadi waktu ketemu lagi, saya heboh sendiri, senyam-senyum dan ngabadikan anak kecil itu. Iyah, fokus ke anak kecil, banyak sekali, haha. Lucunya diaaaa :D. Dan saya pun berhasil mendapati tatapan khasnya. Nih, coba kalian perhatikan :D

[perhatikan foto di atas. mungkin tidak begitu jelas,
di bawah saya perbesar]
[adiiiiiiik, lagi-lagi tatapanmu itu, looh!
*cubit sampai nangis. Loh :D.
 lalu lihat tatapan ia pada saat karnaval]

Benar-benar membuat saya gemes, seriusan, hihi. Sampai saat ini saya masih belum tahu namanya. Tapi ada peningkatan, setidaknya sudah tahu dia warga RT 09. Dan, penampilan peserta lainya tak kalah heboh. Seperti perwakilan RT 07, wih, ini paling menyedot perhatian. Pengunjung ketawa semua, hhaha. Lagi-lagi sunyinya malam tak mampu menahan gemuruh tawa para warga.

Sayangnya tepat pukul 22.43 WIB, batre kamera saya lemah, dan sudah tidak sanggup lagi mengabadikan momen yang tersisa. Padahal masih banyak penampilan peserta yang belum naik ke atas panggung. Seperti adanya tarian Tanduk Majeng, yang bersalal dari tanah kelahiran saya, Madura. Aah, tidak bisa diabadikan lagi. Oh iyah, saya masih beruntung, tepat sebelum habis, saya masih sempat motret penampilan dari RT saya, yakti RT 10. Yeah :D.

[perwakilan RT saya nah, hihi. Sekaligus jepretan terakhir]

Sebelumnya lupa ngecharge batre, jadinya tidak nutut. Apalagi saya terlalu boros ngerekam peragaan busana tradisional. Padahal penampilan itu belum masuk acara puncak. Banyak penampilan anak-anaknya, yang juga lucu-lucu. Dan saya salut sama adik-adik yang tampil, bahkan pukul 23.00 WIB, mereka masih ada yang di belakang panggung menunggu giliran. Meski tampil selarut itu, tapi tak mengurangi semangat dan penampilannya.

Hingga pukul 00.02 WIB, acara penutupan berlangsung. Sebelumnya berakhir disuguhi penamplian acoustic dari mahasiswa Unmer Malang. Secara keseluruhan meriah dan sukses menghibur warga setempat. Kepulangan penonton menyisahkan senyum, banyak cerita yang bisa mereka lanjutkan sesampainya di rumah. Pun kepuasan para pesertanya saat berhasil menampilkan pertunjukkan yang memancing tepuk tangan meriah para penontonnya.

Acara pensi seperti ini pasti ada setiap tahunnya. Sebagai acara puncak penutupan dari serangkaian acara yang ada. Berbeda dengan karnaval yang sempat dihadirkan dua tahun sekali. Karena pertimbangan dana, kasihan sama warga. Soalnya pembiayaan dilakukan dari swadaya masyarakat sendiri. Tapi seperti informasi yang pernah saya sampaikan sebelumnya, bahwa karnaval di sini akan diupayakan ada setiap tahun kedepannya.

Menyambut hari Kemerdekaan selalu ada saja acara kerakyatan yang dihadirkan. Semangat nasionalisme warga sini mereka salurkan, diantaranya wujud partisipasi memeriahkan kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Dan dengan adanya acara seperti ini, membuktikan warga RW 04, Pisang Candi, pada kompak. Pun semangat gotong-royongnya patut diacungi jempol. Salut!.
***

Genitri, merupakan nama kampung di sini, sebelum berubah menjadi Pisang Candi Barat. Disebut Genitri karena dulu di sini banyak pohon Genitri. Sejauh ini warga setempat masih kerap kali menyebut kampungnya dengan sebutan lama, meskipun secara administratif sudah berubah, dikarenakan ikut masuk wilayah Kelurahan Pisang Candi. Mungkin agar tidak terlupakan asal muasal dan histori dari kampungnya.

Baca Tulisan Lainnya:

4 Komentar. Tambahkan Komentar »

  1. Seru banget ya padahal baru setingkat RW. Gimana di tingkat yang lebih tinggi? Pasti lebih rame dong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru mbak, ini belum tingkat kelurahan mbak. kalau kelurahan kayak karnaval, ada juaranya, kalau RW tidak ditentukan, buat hiburan saja.

      Hapus
  2. wah ini kegiatan positif sebagai penyalur bakat anak dan remaja kampung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul mbak Tira, tersalurkan berkat adanya acara seperti ini. sebagai pembuktian dan melatih mental mereka juga :D

      Hapus

Silahkan tinggalkan komentar Anda. Apapun itu, selama tidak merugikan, merendahkan, dan menghina golongan tertentu. Baik itu berupa kritik maupun saran terkait bahasan di atas. Terima kasih atas komentar dan kunjungannya yah :)